A. LATAR BELAKANG
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 879), Maritim yang berartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan laut dan berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan laut ini sudah lekat dengan Indonesia sejak zaman kerajaan- kerajaan terdahulu, dimana Indonesia yang sebagian besar terdiri dari laut ini telah dikuasai dengan adanya armada perang dan dagang yang besar pada saat itu.
Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada di Indonesia ini dipisahkan oleh laut. Namun hal tersebut tidaklah menjadi penghalang untuk menghubungkan antara pulau satu dengan pulau yang lainnya. Dalam hal ini, moda transportasi laut sangat erat kaitannya untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau sudah berkembang dengan menggunakan berbagai macam jenis perahu dan kapal tradisional. Bahkan pelayaran dan perdagangan tersebut tidak hanya menuju pulau-pulau di Indonesia tetapi juga sampai ke luar Indonesia.
Sebagai Negara Kepulauan yang memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, sektor maritim dan kelautan menjadi sangat strategis bagi Indonesia ditinjau dari aspek ekonomi dan lingkungan, sosial-budaya, hukum dan keamanan. Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Oleh karena itu, penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maritim yang maju serta sebagai Poros Maritim Dunia
Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada di Indonesia ini dipisahkan oleh laut. Namun hal tersebut tidaklah menjadi penghalang untuk menghubungkan antara pulau satu dengan pulau yang lainnya. Dalam hal ini, moda transportasi laut sangat erat kaitannya untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau sudah berkembang dengan menggunakan berbagai macam jenis perahu dan kapal tradisional. Bahkan pelayaran dan perdagangan tersebut tidak hanya menuju pulau-pulau di Indonesia tetapi juga sampai ke luar Indonesia.
Sebagai Negara Kepulauan yang memiliki laut yang luas dan garis pantai yang panjang, sektor maritim dan kelautan menjadi sangat strategis bagi Indonesia ditinjau dari aspek ekonomi dan lingkungan, sosial-budaya, hukum dan keamanan. Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius bila dibandingkan dengan sektor daratan.
Oleh karena itu, penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia sebagai Negara Maritim yang maju serta sebagai Poros Maritim Dunia
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah batas wilayah itu dan apa saja jenis-jenisnya ?
2. Apakah letak astronomis Indonesia berpengaruh dalam poros maritim dunia
3. Bagaimana potensi sumber daya di Indonesia saat ini ?
1. Apakah batas wilayah itu dan apa saja jenis-jenisnya ?
2. Apakah letak astronomis Indonesia berpengaruh dalam poros maritim dunia
3. Bagaimana potensi sumber daya di Indonesia saat ini ?
C. PEMBAHASAN
1. Lokasi
a. Astronomis
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan antara 95° BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°. Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki curah hujan tinggi.
Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
2) Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-masing 1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:
Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
b. Geografis
Secara geografis, Indonesia terletak diapit oleh dua samudera dan juga dua benua. Secara detil, Pada bagian Tenggara Indonesia berbatasan dengan Benua Australia sedangkan pada bagian barat laut Indonesia berbatasan dengan Benua Asia. Di sebelah timur laut berbatasan dengan Samudera Pasifik sedangkan di sebelah barat, wilayah Indonesia berbatasan dengan Samudera Hindia. Batas geografis ini sangat ber pengaruh bagi Indonesia sebagai sebuah Negara dengan kebudayaan yang beragam.
Pengaruh letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat 2 musim
dengan terletak di antara 2 samudra (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) Indonesia kemudian dilalui oleh angin monsoon. Angin ini berganti arah sebanyak 6 bulan sekali / dua kali di dalam satu tahun. Kehadiran angin monsoon (muson) ini membuat Indonesia hanya memiliki dua musim yakni kemarau dan penghujan.
2. Keadaan Alam / Kondisi Alam
Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan pertemuan dua samudra besar dan diapit daratan luas (Australia dan Benua Asia). Hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi alam. yaitu Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan, sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut sehingga mendatangkan banyak hujan.
3. Sangat Strategis
Indonesia yang diapit 2 samudera dan 2 benua, membuat wilayah Indonesia sangat strategis sebab dilalui oleh persimpangan lalu lintas internasional baik itu di laut atau di udara. Dengan kenyataan tersebut, Indonesia berpotensi sebagai negara dengan ekonomi yang besar sebab Negara berkembang dan Negara industri menjadikan Indonesia sebagai titik industri mereka.
4. Keadaan Penduduk
Karena indonesia terletak pada posisi silang (cross position) antara dua samudra dan dua benua, maka berpengaruh bagi kehidupan bangsa indonesia:
Indonesia terletak di antara banyak negara berkembang, sehingga memiliki banyak mitra kerja sama.
Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang bahasa, seni, agama dan peradaban.
Lalu lintas pelayaran dan perdagangan di indonesia cukup ramai, sehingga mendukung perdagangan di indonesia.
5. Soal Budaya
Kekayaan kultur di Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan yang terletak di sekitarnya. Kebudayaan ini lambat laun melakukan proses asimilasi dan sebagai hasilnya Indonesia mempunyai kebudayaan lain yang khas serta beragam.
c. Geologis
Secara geologis Indonesia berada di antara rangkaian pegunungan besar, berada di antara beberapa daerah dangkalan serta menjadi titik pertemuan beberapa lempeng litosfer di dunia.
Indonesia dilalui oleh dua rangkaian pegunungan besar di dunia yaitu rangkaian Sirkum Meditrania dan Sirkum Pasifik.
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng lithosfer yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik.
Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan yaitu dangkalan Sunda, dangkalan Sahul dan daerah laut pertengahan Australia Asiatis.
Kondisi geologis Indonesia yang memiliki banyak gunung api ini memiliki dampak positif maupun negatif. Selain menyebabkan tanah di Indonesia memiliki tingkat kesuburan yang tinggi, hal ini juga menyebabkan sering terjadi bencana alam yang disebakan peristiwa vulkanik.
Berikut merupakan pengaruh letak geologis Indonesia selengkapnya.
1. Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif terutama di wilayah Indonesia bagian barat dikarenakan wilayah barat dilalui oleh rangkaian sirkum pegunungan mediterania.
2. Indonesia menjadi negara rawan gempa bumi, tsunami dan gunung berapi karena letak tektonik wilayah Indonesia di antara pertemuan tiga lempeng lithosfer.
3. Indonesia memiliki kesuburan tanah yang bagus untuk pertanian dan perkebunan karena aktivitas gunung merapi yang menghasilkan tanah vulkanik.
4. Terdapat banyak sumber daya alam berupa tambang dan mineral yang ada di wilayah Indonesia karena adanya cekungan sedimen akibat aktifitas tektonik di wilayah Indonesia.
5. Laut di Indonesia barat memiliki kedalaman laut dalam, sedangkan wilayah Indonesia tengah dan timur terdiri dari lautan dengan kedalaman yang dangkal karena kondisi geologis Indonesia yang dilalui oleh dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul.
6. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (flora dan fauna) yang tinggi karena wilayah Indonesia di antara tiga wilayah dangkalan.
7. Pegunungan yang ada di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda dari sirkum Mediterania dan rangkaian sirkum Pasifik.
8. Sering muncul gunung api di tengah-tengah laut terutama di wilayah Indonesia bagian barat yang dilalui oleh rangkaian sirkum Mediterania.
2. Batas Wilayah
a. Batas Wilayah Darat
1. Batas wilayah Negara Indonesia bagian utara
2. Batas wilayah Negara Indonesia bagian timur
3. Batas wilayah Negara Indonesia bagian selatan
4. Batas wilayah Negara Indonesia bagian barat
- Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal/perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut.
Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut.
- Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969.
- Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.
Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya.
Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tanggal 21 Maret 1980.
3. Luas Wilayah
Luas Wilayah Kedaulatan
- Perairan Pedalaman dan Perairan Kepulauan : 3.110.000 km2
- Laut Teritorial : 290.000 km2
Luas Wilayah Berdaulat
- Zona Tambahan : 270.000 km2
- Zona Ekonomi Eksklusif : 3.000.000 km2
- Landas Kontinen : 2.800.000 km2
Luas Perairan Indonesia : 6.400.000 km2
Luas NKRI (Darat + Perairan) : 8.300.000 km2
Panjang Garis Pantai : 108.000 km
4. Karakteristik Wilayah Perairan Indonesia
Kondisi geologi yang terletak di antara tiga lempeng, juga membentuk topografi dasar laut yang membuat perairan di Indonesia menjadi sangat bervariasi. Semua bentukan dasar laut terdapat di Indonesia.
Secara biofisik wilayah laut dapat dibagi berdasarkan daerah permukaan (pelagik) maupun daerah dasar laut (bentik). Selain itu, dapat dibagi secara horizontal maupun vertikal.
Daerah pelagik dapat dibedakan secara horizontal ke beberapa zona, sebagai berikut :
a. Zona neritik, yaitu zona perairan yang terletak di atas paparan benua. Daerah dasar (zona bentik) yang terletak di bawah zona neritik pada paparan benua disebut zona paparan (sublitoral). Zona paparan merupakan habitat dari berbagai organisme seperti rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Daerah peralihan dari zona sublitoral dengan daratan disebut zona litoral dan estuaria. Zona litoral merupakan wilayah pantai yang kaya akan sumber daya hayati seperti mangrove.
b. Zona oskanik, yaitu semua perairan terbuka serperti Samudra.
Berdasarkan daya tembus cahaya matahari terhadap air laut secara vertikal daerah pelagik dibedakan atas sebagai berikut :
a. Zona fotik (eufotik atau epipelagik), yaitu perairan pelagik yang mendapatkan cahaya matahari. Zona fotik memiliki kedalaman 100-500 meter.
a. Zona fotik (eufotik atau epipelagik), yaitu perairan pelagik yang mendapatkan cahaya matahari. Zona fotik memiliki kedalaman 100-500 meter.
b. Zona afotik, yaitu perairan pelagik yang tidak tembus cahaya matahari sehingga gelap.
Zona afotik dapat dibedakan lagi, yang meliputi :
Zona afotik dapat dibedakan lagi, yang meliputi :
a. Zona meso pelagik merupakan bagian paling atas dari zona afotik yang memiliki kedalaman antara 700-1.000 meter. Zona memiliki suhu 10 derajat celcius.
b. Zona bati pelagik merupakan zona afotik yang memiliki kedalaman 1.000-4.000 meter, dengan
memiliki suhu 10-4 derajat celcius.
c. Zona abisal pelagik merupakan zona yang memiliki kedalaman 6.000 meter
d. Zona hadal pelagik merupakan zona yang memiliki kedalaman lebih dari 6.000-10.000 meter,
termasuk perairan terbuka dengan palung laut yang sangat dalam.
d. Zona hadal pelagik merupakan zona yang memiliki kedalaman lebih dari 6.000-10.000 meter,
termasuk perairan terbuka dengan palung laut yang sangat dalam.
Berdasarkan topografi dasar laut, perairan Indonesia terdiri atas perairan laut dangkal (paparan) dan perairan laut dalam (jeluk). Perairan laut dangkal yang terdapat di Indonesia yaitu Paparan Sunda dan Paparan Arafura-Sahul, sedangkan perairan laut dalam antara lain Laut Banda dan Laur Sulawesi.
Selain paparan (shelf) yang dangkal, terdapat bentukan dasar laut di perairan Indonesia, sebagai berikut :
a. Basin ialah depresi atau cekungan yang luas di dasar laut yang berbentuk bulat atau lonjong, contohnya Laut Sulawesi.
b. Palung ialah depresi atau cekungan laut dalam yang memanjang di dasar laut, contohnya Palung Weber di Maluku. Terdapat dua jenis palung, yaitu trench dan trough. Palung terbentuk akibat tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua, lempeng samudra menujam ke bagian bawah lempeng benua membentuk celah laut dalam yang memanjang sepanjang zona tumbukan.
c. Rise ialah bentukan punggungan di dasar laut yang berbentuk kerucut.
d. Ridge ialah bentukan punggungan di dasar laut yang berbentuk agak datar.
e. Seamount yaitu gunung api bawah laut, seperti gunung api di Laut Banda, dan Kepulauan Sitaro.
5. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia
Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng.
Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut di antaranya :
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjutan dari pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjutan dari pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik
b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau Sumatra seperti Pulau Simeulue, Pulau nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano.
c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, seperti Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan, Pegunungan Sewu di Yogyakarta, Padalarang di Jawa Barat.
d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya bencana gempa bumi.
e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif. Gunung api aktif ini berpotensi bencana sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Selain topografi berbukit dan pegunungan, di Indonesia banyak terdapat topografi landai sampai datar. Topografi ini terletak di sebelah timur Pulau Sumatra, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat, selatan, dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-sungai besar, seperti Sungai Batanghari, Sungai Kampar, Sungai Musi di Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa terdapat Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, dan Sungai Bengawan Solo. Di Pulau Kalimantan terdapat Sungai Kapuas, Sungai Seruyan, dan Sungai Barito. Bagian landai beserta sungai-sungainya bersambung dengan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sunda. Begitu pula di bagian timur Indonesia, bagian landai terdapat di selatan Pulau Papua yang dialiri sungai besar seperti Sungai Digoel yang bersambung dengan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sahul.
6. Perkembangan Transportasi dan Perdagangan Internasional di Indonesia


Perkembangan jalur transportasi dan perdagangan internasional di Indonesia diawali dari pelayaran pada masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Laksamana Cheng Ho, pelayaran Portugis-Spanyol, dan Pelayaran VOC pada abad ke-16.
Kerajaan di Indonesia yang terkenal sebagai kerajaan bahari, yaitu Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Sriwijaya berkembang dari sektor kelautan dan perdagangan. Pelayaran Kerajaan Sriwijaya meliputi Perairan Asia Tenggara, Tiongkok, Timur Tengah, dan Madagaskar.
Pelabuhan penting pada masa Kerajaan Sriwijaya, yaitu Barus, Palembang, dan Jambi. Komoditas perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya antara lain batu mulia dan hasil hutan (kamper, kemenyan, cengkeh, dan kapulaga)
Laksamana Cheng Ho (1371-1433) melakukan pelayaran dari Tiongkok ke Samudra Hindia melewati Kepulauan Indonesia Bagian Barat, sampai ke Timur Tengah dan Pantai Timur Afrika. Tujuan ekspedisi laut, yaitu membuka jalur perdagangan dengan dunia barat. Ekspedisi maritim Cheng Ho banyak menginspirasi dalam pelayaran bangsa Spanyol dan Portugis, terutama dalam teknologi perkapalan.
Pelayaran Cheng Ho di Perairan Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai di Aceh, kemudian pelayaran dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, Pulau Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Muara Jati. Selain memimpin armada perdagangan, Laksamana Cheng Ho juga menyebarkan agama Islam di Nusantara, Malaysia, dan Brunei.
Jalur pelayaran VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) berhasil merebut pelabuhan dan menguasai jaringan pelayaran di Nusantara. Mereka pelayaran di Perairan Nusantara. VOC berhasil mendominasi dunia maritim di Nusantara selama kurang lebih dua abad.
7. Potensi Sumber Daya Kelautan di Indonesia
a. Sumber Daya Perikanan
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan dunia. Sekitar 37% (sekitar 2.000 jenis) spesies ikan dunia terdapat di Indonesia. Dari jumlah spesies tersebut, baru sekitar 400 spesies yang memiliki nilai ekonomis tinggi, antara lain ikan tuna, cakalang, tenggiri, kakap, tongkol, udang, cumi-cumi, lobster, kerapu, baronang, dan ikan hias. Ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi diklasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan demersal, dan ikan hias. Selain jenis ikan, potensi kelautan yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu jenis krustacea, moluska, dan ekinodermata.
Peluang budi daya laut yang sangat besar di Indonesia yaitu budi daya ikan konsumsi pada jaring apung (kerapu, kakap, nila), tambak payau (bandeng, udang), krustacea (udang, lobster, kepiting), tripang, kerang konsumsi, dan ikan hias. Potensi budi daya laut Indonesia sekitar 4,58 juta hektar lahan potensial. Namun baru dimanfaatkan hanya sekitar 2%.
Pada 2012, kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam pendapatan nasional hanya sekitar 20%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara Thailand, Korea, Jepang, dan Norwegia. Padahal, potensi kelautan negara-negara tersebut jauh di bawah Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia harus lebih dimaksimalkan.
Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Kebijakan pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah belum kuat dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
b. Masih tingginya pencurian ikan (illegal fishing) oleh negara lain yang menyebabkan kerugian 25 milyar dollar AS per tahun.
c. Pelabuhan laut belum berfungsi secara optimal\
d. Pembangunan infrastruktur kelautan yang masih tertinggal.
e. Jumlah industri perkapalan yang masih sedikit.
f. Armada kapal penangkap ikan masih sederhana.
Sumber daya perikanan yang sangat melimpah tersebut seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai penghasil ikan terbesar di Asia maupun dunia. Akan tetapi, saat ini pengelolaannya belum maksimal. Jika dikelola maksimal, sektor perikanan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 31,9 trilliun dollar AS per tahun.
b. Pariwisata Bahari
Pelayaran Cheng Ho di Perairan Nusantara diawali Kerajaan Samudra Pasai di Aceh, kemudian pelayaran dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, Pulau Bangka, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Muara Jati. Selain memimpin armada perdagangan, Laksamana Cheng Ho juga menyebarkan agama Islam di Nusantara, Malaysia, dan Brunei.
Jalur pelayaran VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) berhasil merebut pelabuhan dan menguasai jaringan pelayaran di Nusantara. Mereka pelayaran di Perairan Nusantara. VOC berhasil mendominasi dunia maritim di Nusantara selama kurang lebih dua abad.
7. Potensi Sumber Daya Kelautan di Indonesia
a. Sumber Daya Perikanan
Indonesia memiliki keanekaragaman jenis ikan dunia. Sekitar 37% (sekitar 2.000 jenis) spesies ikan dunia terdapat di Indonesia. Dari jumlah spesies tersebut, baru sekitar 400 spesies yang memiliki nilai ekonomis tinggi, antara lain ikan tuna, cakalang, tenggiri, kakap, tongkol, udang, cumi-cumi, lobster, kerapu, baronang, dan ikan hias. Ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi diklasifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan demersal, dan ikan hias. Selain jenis ikan, potensi kelautan yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu jenis krustacea, moluska, dan ekinodermata.
Peluang budi daya laut yang sangat besar di Indonesia yaitu budi daya ikan konsumsi pada jaring apung (kerapu, kakap, nila), tambak payau (bandeng, udang), krustacea (udang, lobster, kepiting), tripang, kerang konsumsi, dan ikan hias. Potensi budi daya laut Indonesia sekitar 4,58 juta hektar lahan potensial. Namun baru dimanfaatkan hanya sekitar 2%.
Pada 2012, kontribusi sektor perikanan dan kelautan dalam pendapatan nasional hanya sekitar 20%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara Thailand, Korea, Jepang, dan Norwegia. Padahal, potensi kelautan negara-negara tersebut jauh di bawah Indonesia. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia harus lebih dimaksimalkan.
Faktor penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Kebijakan pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah belum kuat dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
b. Masih tingginya pencurian ikan (illegal fishing) oleh negara lain yang menyebabkan kerugian 25 milyar dollar AS per tahun.
c. Pelabuhan laut belum berfungsi secara optimal\
d. Pembangunan infrastruktur kelautan yang masih tertinggal.
e. Jumlah industri perkapalan yang masih sedikit.
f. Armada kapal penangkap ikan masih sederhana.
Sumber daya perikanan yang sangat melimpah tersebut seharusnya dapat menjadikan Indonesia sebagai penghasil ikan terbesar di Asia maupun dunia. Akan tetapi, saat ini pengelolaannya belum maksimal. Jika dikelola maksimal, sektor perikanan dapat menghasilkan pendapatan sebesar 31,9 trilliun dollar AS per tahun.
b. Pariwisata Bahari
Indonesia merupakan kawasan wisata bahari yang sangat potensial di Asia bahkan dunia sehingga pariwisata bahari harus mendapat prioritas utama dalam pemanfaatan sumber daya kelautan.
Wisata bahari adalah kegiatan wisata dan olahraga air di perairan laut, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa yang dikelola secara komersial. Objek wisata yang menjadi daya tarik wisatawan dalam pariwisata bahari, yaitu wisata alam pantai dan pulau-pulau kecil, keanekaragaman flora dan fauna, wisata budaya masyarakat pesisir, dan wisata olahraga.
Sumber daya hayati bahari sangat mendukung dalam pengembangan pariwisata bahari, seperti terumbu karang, ikan hias, padang lamun, hutan mangrove, dan berbagai keunikan dan keindahan benteng alam pesisir (pantai pasir putih, pantai bertebing terjal, pantai berbatu). Selain itu, kondisi ombak perairan Indonesia yang bervariasi sangat memungkinkan wisatawan untuk memilih banyak kegiatan wisata seperti berenang, berselancar (surfing), ski air, menyelam (diving), snorkeling, dan berlayar.
Objek wisata yang harus dijadikan modal utama dalam pengembangan pariwisata bahari, yaitu terumbu karang. Indonesia memiliki kawasan terumbu karang yang sangat luas yaitu 85.000 km2 dan termasuk negara yang memiliki kawasan terumbu karang terbaik di dunia. Kepulauan Takabonerate, Kepulauan Wakatobi, Kepulauan Sabalana, Teluk Cendrawasih, Pulau Flores, Bunaken, Kepulauan Banda, Kepulauan Riau, dan Lombok merupakan kawasan terumbu karang yang telah terkenal keindahannya.
Hutan mangrove sangat berpotensi dijadikan objek wisata bahari. Indonesia memiliki luas hutan mangrove sekitar 25% dari luas hutan mangrove dunia. Selain berfungsi ekologis seperti tempat berkembang biak berbagai jenis ikan, hutan mangrove juga memberikan kesegaran udara, keindahan, dan kenyamanan. Potensi hutan mangrove sering dijadikan hutan wisata yang berfungsi sebagai tempat wisata jalan-jalan menikmati udara segar, kegiatan memancing, dan wisata edukasi dengan mempelajari flora dan fauna khas mangrove.
Objek wisata bahari yang tidak kalah menarik dan sudah banyak dikembangkan adalah wilayah pantai. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan memiliki pantai-pantai yang indah dan bersih. Wilayah pantai memberikan kepuasan bagi wisatawan dalam kegiatan mengamati sunrise dan sunset di pinggir pantai, tempat pemandian atau berenang yang bersih, dan berselancar di pantai yang memiliki ombak besar.
Bidang usaha pariwisata bahari meliputi daya tarik wisata, kawasan pariwisata, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi, penyelenggaraan berbagai kegiatan (pertemuan, perjalanan, insentif, konferensi, dan pameran), jasa transportasi pariwisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan minuman, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata, jasa pramuwisata, wisata tirta, dan Spa.
D. SARAN DAN KESIMPULAN
Indonesia merupakan negara kepulauan; terdiri dari pulau-pulau dengan dikelilingi oleh lautan yang luas. Terdiri dari sekitar 17.480 pulau, dengan luas daratan 2,1 juta km2, luas perairan lautnya mencapai 7,9 juta km2 dan panjang pantainya mencapai 95.181 km. Oleh karena itu Indonesia seharusnya dan sepantasnya disebut sebagai negara maritim bukan negara agraris.
Namun keadaan maritim Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang signifikan, dikarenakan visi maritim tida lagi jelas dan tidak mampunya masyarakat Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.
Sebaiknya pemerintah bersama pemimpin – pemimpinya menciptakan persepsi kelautan yang tepat bagi bangsa Indonesia, yakni laut sebagai tali kehidupan dan masa depan bangsa. Dengan persepsi demikian tersebut dapat memacu kesadaran akan arti penting maritim dalam pembangunan nasional.
Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh dunia, yang tujuan akhirnya tentulah penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa.
E. DAFTAR PUSTAKA
Fioneta, Yosepha Maria 2018. Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.
http://ips-abi.blogspot.com/2012/10/pengaruh-letak-astronomi.html
http://www.markijar.com/2015/12/pengaruh-letak-geografis-indonesia.html
https://www.zonareferensi.com/pengaruh-letak-geologis-indonesia/
https://www.eduspensa.id/batas-batas-wilayah-negara-indonesia/#a
http://pkn-ips.blogspot.com/2014/10/batas-wilayah-laut-indonesia.html
https://blog.ruangguru.com/perkembangan-jalur-transportasi-dan-perdagangan-internasional-indonesia
http://www.markijar.com/2015/12/pengaruh-letak-geografis-indonesia.html
https://www.zonareferensi.com/pengaruh-letak-geologis-indonesia/
https://www.eduspensa.id/batas-batas-wilayah-negara-indonesia/#a
http://pkn-ips.blogspot.com/2014/10/batas-wilayah-laut-indonesia.html
https://blog.ruangguru.com/perkembangan-jalur-transportasi-dan-perdagangan-internasional-indonesia